(…untuk seorang manusia di pinggir jalan Jatingaleh dan mereka menyebutnya ‘orang gila’)
SANDRApalupi
Di sini bersemayam seorang puisi perempuan.
Minggu, 04 September 2016
Pemenang Dunia
(…untuk seorang manusia di pinggir jalan Jatingaleh dan mereka menyebutnya ‘orang gila’)
Sabtu, 17 Januari 2015
Ode Buat Odet
:Dedy Rusdian
Berbotol-botol
aroma masakan
kau saji oleh ketulusan
ditenggak sekumpulan
kawan, sampai mabuk.
Mabuk lahir mabuk pengharapan
mabuk tanah basah racikan rempah
mabuk kisah hidup rasa penasaran
tatapan berbinar binar
sekumpulan kawan
mabuk Tuhan dan alkohol
tak ada yang lebih indah
dari itu semua.
Di atas jaring laba-laba,
bulan dekap ranting ranting, serupa
rambut gimbal nyangkut di puisi puisi
membangunkan ruh ruh yang lama tertidur dari kemanusiaan,
tertidur dari anti-kemapanan,
lantas berjaga
dari hal-hal klise semacam takut jadi kere gerah,
dari gerak gerik mengidam kafe-kafe kelas atas,
kau begitu senyap dan menikam
menjejak podium pentagon
di atas tanah gembur bersahaja
suah dipercayakanNya.
Oh,
bisa jadi kau lahir dari kuali
tatkala Tuhan bersekutu dengan sepasang kekasih
jadilah penciptaan masakan terlezat
bersenyawa membentuk zat.
Kaulah!
5Jan2015
Berbotol-botol
aroma masakan
kau saji oleh ketulusan
ditenggak sekumpulan
kawan, sampai mabuk.
Mabuk lahir mabuk pengharapan
mabuk tanah basah racikan rempah
mabuk kisah hidup rasa penasaran
tatapan berbinar binar
sekumpulan kawan
mabuk Tuhan dan alkohol
tak ada yang lebih indah
dari itu semua.
Di atas jaring laba-laba,
bulan dekap ranting ranting, serupa
rambut gimbal nyangkut di puisi puisi
membangunkan ruh ruh yang lama tertidur dari kemanusiaan,
tertidur dari anti-kemapanan,
lantas berjaga
dari hal-hal klise semacam takut jadi kere gerah,
dari gerak gerik mengidam kafe-kafe kelas atas,
kau begitu senyap dan menikam
menjejak podium pentagon
di atas tanah gembur bersahaja
suah dipercayakanNya.
Oh,
bisa jadi kau lahir dari kuali
tatkala Tuhan bersekutu dengan sepasang kekasih
jadilah penciptaan masakan terlezat
bersenyawa membentuk zat.
Kaulah!
5Jan2015
Transendensi
inginmemelukmu
lebih lama
dari sebelum
petir itu datang
inginmemelukmu
lebih lama
dari sebelum
dadu itu dilempar
bila tiba giliran itu
mendera kita
biar tiba giliran kita
membabat duka
dalam terang purnamaada kembali ke tiada
tiada kembali ke ada
tanah
tuju ke
tanah
entah
kapan
bilamana
akan
kitapeluk
waktu bersama
menjejal terjal
ajal
13Jan2015
lebih lama
dari sebelum
petir itu datang
inginmemelukmu
lebih lama
dari sebelum
dadu itu dilempar
bila tiba giliran itu
mendera kita
biar tiba giliran kita
membabat duka
dalam terang purnamaada kembali ke tiada
tiada kembali ke ada
tanah
tuju ke
tanah
entah
kapan
bilamana
akan
kitapeluk
waktu bersama
menjejal terjal
ajal
13Jan2015
Sabtu, 13 April 2013
Lelaki Besi
aku tak pernah bertemu seorang
sepertimu, yang cinta takutmarahcemburunya
tak pernah terungkap dengan gamblang
apalagi berkuasa menahan luka
kali ini kupilih kata kata, jika
laku sayang saja harus ku kira kira
seperti seberapa menderitanya awan
bila harus meletakkan air ke bumi
kepala kita tak mungkin sama
disatukan hanya akan membuat keduanya pecah
tapi memang kita perlu nyatu
untuk rasakan siapa yang paling berkarat
menghadapi hujan yang kalut
aku tak pernah bertemu seorang
sepertimu, yang memampukan keraguan
lari tunggang langgang sendirian
dipanggang matahari dibekukan bulan
kutangisi tubuhmu yang tegap tetap
cemas bahwa ini bukan tempat tepat
di bibir bumi, di dalam genang
Semarang, 8Maret13
Jumat, 19 Oktober 2012
Jauh Cinta
tempat tempat pertemuan kita, sayang
kulewati lalu menjadi api
lebih erat lebih dekat lagi
kujaga di dada sekuat dekap tangan
lihat, namamu tinggal di sana
menghuni batin dan menghanguskan apa saja
yang pernah ada sebelumnya
bara telah mengembara
mendidihkan kata kata yang kugilai
dari pelukan pahit tercipta
santap segar di perjamuan
dan sepasang tubuh enggan beranjak
bertahanlah, karena aku sulit bosan
bahkan ketika kau ulang dan ulangi
sejumlah kepedihan dari sepi diri
yang kita tukar dengan angan angan
bila kau mulai kesulitan menatap wajahku,
tusukkanlah setiap air mata ke semua pakaian yang kau kenakan,
bahkan yang paling tak kau suka sekalipun
lalu lemparkanlah ke ujung langit dimana tubuhku telah terperangkap
untuk mencecap hujan yang datang di kemarau
kecemasan menyeretku ke tubir masa
kenangan yang tak pernah kusesali
12Sept12
kulewati lalu menjadi api
lebih erat lebih dekat lagi
kujaga di dada sekuat dekap tangan
lihat, namamu tinggal di sana
menghuni batin dan menghanguskan apa saja
yang pernah ada sebelumnya
bara telah mengembara
mendidihkan kata kata yang kugilai
dari pelukan pahit tercipta
santap segar di perjamuan
dan sepasang tubuh enggan beranjak
bertahanlah, karena aku sulit bosan
bahkan ketika kau ulang dan ulangi
sejumlah kepedihan dari sepi diri
yang kita tukar dengan angan angan
bila kau mulai kesulitan menatap wajahku,
tusukkanlah setiap air mata ke semua pakaian yang kau kenakan,
bahkan yang paling tak kau suka sekalipun
lalu lemparkanlah ke ujung langit dimana tubuhku telah terperangkap
untuk mencecap hujan yang datang di kemarau
kecemasan menyeretku ke tubir masa
kenangan yang tak pernah kusesali
12Sept12
Lebih Baik untuk Deka
: Deka
Lebih baik
aku duduk diam di sini
mengupasi usiamu yang masih jauh dari senja
yang sejak lama diam diam kugantungkan
di tangkai pilu sambil mengendap endap
agar aku tak cepat menuju ke sana
dalam cemas.
Lebih baik
aku duduk diam di sini
menjauhkan senja dari belia usia
yang sejak lama diam diam kulakukan
agar ia tak menghanguskan kulit lembut
yang melindungi keceriaanmu sebagai salut
lalu kalut.
Lebih baik,
aku bergerak ke sana
melepasi pakaian dan memandikan ulang tahunmu
sambil diam diam mengusap doa di keningmu
agar harapan membasahi pagi
tanpa harus mengusir senja
dalam syukur
lalu berserah.
Maka, lebih baik
aku duduk diam dengan mata
bergerak gerak mengawasi nasib
yang dikucurkan tiap perjalananmu.
Betapa usia yang tumpah sedikit demi sedikit
adalah bekal kekuatan untukmu, sayang
sampai sepanjang masa
agar kau sanggup, kelak
mengangkat senja
dengan bangga, dan berani.
31Ags12
Lebih baik
aku duduk diam di sini
mengupasi usiamu yang masih jauh dari senja
yang sejak lama diam diam kugantungkan
di tangkai pilu sambil mengendap endap
agar aku tak cepat menuju ke sana
dalam cemas.
Lebih baik
aku duduk diam di sini
menjauhkan senja dari belia usia
yang sejak lama diam diam kulakukan
agar ia tak menghanguskan kulit lembut
yang melindungi keceriaanmu sebagai salut
lalu kalut.
Lebih baik,
aku bergerak ke sana
melepasi pakaian dan memandikan ulang tahunmu
sambil diam diam mengusap doa di keningmu
agar harapan membasahi pagi
tanpa harus mengusir senja
dalam syukur
lalu berserah.
Maka, lebih baik
aku duduk diam dengan mata
bergerak gerak mengawasi nasib
yang dikucurkan tiap perjalananmu.
Betapa usia yang tumpah sedikit demi sedikit
adalah bekal kekuatan untukmu, sayang
sampai sepanjang masa
agar kau sanggup, kelak
mengangkat senja
dengan bangga, dan berani.
31Ags12
Di Ruang Tunggu
hari minim kabar
gadis baru datang
ke hatimu yang bulat
oleh cinta yang kekang
sebab bertekad tak lekang
bahasa tubuh, ya
bahasa tubuh basah
di gambar gambar tawa
merapatkan kau
rapatlah ia
hari hari aku berjuang
merapatkan bibir
mengatupkan rahang
melawan sakit
lagi
18Ags12
Langganan:
Postingan (Atom)